Materi 1. Tanda-tanda Anak Siap Sekolah

Pada bagian ini akan disampaikan mengenai prinsip-prinsip kesiapan sekolah agar dapat diterapkan pada anak. Silahkan bapak/ibu menyimak video dan membaca bahan tayang berikut :

Video :

Bahan Tayang :

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesiapan sekolah anak tidak hanya ditandai dengan kemampuan membaca dan menulis, tetapi kemampuan mengatasi konflik pertemanan, kemampuan bersosialisasi, serta kemampuan merawat diri sendiri (Lebowits, 2016) yang juga didukung oleh Mcallister, et.al (2005) bahwa kategori siap sekolah diukur melalui kesiapan akademik maupun kemandirian. Sebagai orangtua dan guru perlu mengetahui tanda-tanda bahwa anak siap sekolah, diantaranya :

  1. Berpikir Kognitif, kemampuan untuk menyerap informasi pembelajaran yang erat kaitannya dengan kemampuan akademik seperti mengenal konsep warna, konsep angka, konsep huruf, konsep bentuk serta konsep-konsep sebab-akibat dari suatu peristiwa. Morrison (2012) mengistilahkannya sebagai impulse control, yakni anak-anak sudah mampu mengendalikan kemampuan berpikirnya serta menggunakan akalnya untuk menyerap informasi pembelajaran. Anak-anak yang dikatakan siap sekolah, perlu dibekali dengan pengetahuan dasar agar merasa percaya diri dan yakin untuk belajar bersama teman-temannya di sekolah. Pada intinya anak-anak yang memiliki impulse control yang baik dapat menerima dan memahami informasi pembelajaran dengan baik, sehingga ketika guru dan orangtua menjelaskan mengenai konsep warna pada suatu benda anak dapat dengan sigap dan cepat paham mengenai warna tersebut. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh guru dan orangtua untuk menstimulasi kemampuan akademiknya adalah melalui belajar sambil bermain, anak-anak diajak bermain balok berwarna sambil mengenal bentuk dan warna. Anak diajak bermain menghitung bola sambil mengenal simbol angka, anak diajak untuk bermain pasir untuk mengencangkan otot-otot menulisnya, anak diajak bermain menebak benda berdasarkan simbol huruf tertentu. Selain itu di rumah orangtua juga senantiasa mengajak anak untuk membaca cerita agar anak memahami proses suatu peristiwa, seperti proses perubahan pencampuran warna, perubahan cuaca, proses terjadinya hujan, serta peristiwa lainnya. Dinamika tuntutan akademik di sekolah akan semakin kompleks seiring dengan naiknya tingkatan kelas, sehingga penting bagi guru dan orangtua mengetahui apakah anak tersebut sudah siap untuk menghadapi tantangan-tantangan akademik di jenjang selanjutnya.
  2. Berkomunikasi, anak-anak perlu dibekali kemampuan berkomunikasi agar dapat mengolah wawasan terhadap dunia sekitar mengenai pengetahuan dan keterampilan. Penting bagi orangtua dan guru memberikan pengalaman-pengalaman belajar kepada anak untuk menunjang kemampuan berkomunikasi, wawasan berpikir dan berimajinasinya. Seperti melalui kegiatan kunjungan lapangan ke museum, galeri seni, kunjungan ke tempat-tempat alam, kemudian tempat lainnya yang mampu menambah wawasan berpikir anak sebagai bekal saat berada di sekolah. Melibatkan anak dalam kegiatan sehari-hari juga dapat memberikan wawasan mengenai proses suatu kegiatan. Seperti mengajak anak mencuci baju, memasak bersama, mencuci kendaraan dan memelihara binatang. Kegiatan-kegiatan tersebut selain menambah wawasan berpikir, juga meningkatkan rasa kepedulian dan rasa menghargai serta menambah kedekatan orangtua dengan anak. Anak-anak yang dekat dengan orangtua memiliki kecenderungan untuk lebih siap memasuki dunia sekolah. Anak-anak yang memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik, dapat memperkaya serta mempermudah dirinya dalam menerima informasi pembelajaran di sekolah, bahkan dapat menjadi sumber belajar bagi teman-teman sebayanya.
  3. Kemandirian, anak-anak yang dikatakan siap masuk sekolah harus mampu menunjukkan kemandiriannya yakni kemampuan untuk mengetahui kebutuhan dirinya, seperti mengetahui pentingnya merawat diri, seperti mampu mandi sendiri, makan, memahami pentingnya bangun pagi, berani untuk sekolah tanpa ditemani ibu atau pengasuh utama serta mampu menyiapkan keperluan sekolah sendiri. Lebih lanjut kemampuan kemandirian ini dapat berpengaruh pada self-regulation, yakni kemampuan untuk mengatur diri terhadap rutinitas sekolah, seperti misalnya mengatur jam belajar, jam bermain, jam istirahat, serta jam untuk berinteraksi bersama orangtua. Jangan sampai orangtua kewalahan untuk menyiapkan perlengkapan belajar sekolah anak, karena anak belum mampu mengatur rutinitas sehari-harinya dan belum mandiri untuk menyiapkan perlengkapan sekolahnya. Orangtua dapat membantu anak untuk menumbuhkan kemandiriannya melalui kegiatan sehari-hari, misalnya menyusun jadwal kegiatan bersama seperti jadwal bangun pagi, jadwal mandi, jadwal makan, kemudian jadwal sekolah, jadwal bermain, beristirahat serta jadwal untuk beribadah dan berkumpul bersama keluarga. Selain itu orangtua dapat meminta anak untuk mengecek kembali perlengkapan sekolah untuk digunakan esok harinya.
  4. Pengendalian emosi dan bersosialisasi, merupakan kemampuan mengenal dan memahami situasi sosial lingkungannya. Anak-anak yang memiliki kemampuan interpersonal yang baik dapat dengan mudah beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Penting bagi orangtua dan guru menumbuhkan keberanian dan kepercayaan kepada anak untuk belajar sendiri di sekolah tanpa ditemani anggota keluarga. Orangtua dapat mengatakan “Nak yang baik di sekolah ya, Mama dan Papa tunggu di rumah. Di sekolah ada guru dan teman-teman serta Tuhan yang menjaga Nak. Nanti Mama dan Papa jemput lagi setelah jam pulang sekolah tiba”. Penting menghadirkan Tuhannya dalam menumbuhkan keberanian kepada anak, agar anak memahami bahwa keamanan dan kenyamanan dirinya timbul karena lingkungan yang kondusif seperti teman dan guru yang baik serta karena ada Tuhan yang selalu menjaga dirinya. Kemampuan interpersonal dapat ditandai dengan kemampuan menjalin pertemanan, kemampuan mengendalikan emosi, serta kemampuan mengenal ragam ekspresi teman-temannya
  5. Fisik yang prima, anak-anak yang dikatakan siap untuk masuk sekolah tentu harus dibarengi dengan kesiapan fisik dan mental yang sesuai. Tuntutan akademik dan dinamika di sekolah mengharapkan anak-anak untuk dapat mengikutinya, seperti kondisi kesehatan yang stabil, tidak mudah sakit, serta tidak mudah putus asa. Anak-anak yang dikatakan siap untuk sekolah perlu memiliki daya juang dan ketahanan tubuh yang baik.

Post a comment

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *